--> .

Tujuan dan Kandungan Surah Al-Baqarah

Surat Al-Baqarah adalah surat yang pertama turun di Madinah setelah Rasulullah Hijrah. Madinah adalah kota pertama dimana Rasulullah membina ummat dan mendirikan Negara Islam. Surah Al-Baqarah adalaah surah yang paling panjang dalam Al-Qur’an, yaitu terdapat 286 ayat.


Keutamaan Surat Al-Baqarah
• Nabi SAW bersabda: “Jangan menjadikan rumah-rumahmu sekalian seperti kuburan, karena rumah yang dibacakan didalamnya surat Al-Baqarah tidak akan dimasuki oleh Syaitan”
• “Sesungguhanya segala sesuatu itu ada pucuknya, dan pucuknya Al-Qur’an adalah surat Al-Baqarah, dan barangsiapa yang membacanya dirumahnya dalam satu malam, maka tidak akan dimasuki oleh syaitan selama tiga hari.”
• “Bacalah Al-Qur’an karena ia akan menjadi penolong (memberi syaf’at) kepada yang membacanya pada hari kiamat. Bacalah dua bunga (Al-Baqarah dan Al-Imarn) karena keduanya akan datang hari kiamat seperti dua awan atau seperti dua kelompok burung yang akan menjadi saksi bagi pembacanya”
• “Pada hari kiamat nanti Al-Qur’an dan pemiliknya (pembacanya)
yang mengamalkannya akan dihadapkan, dan Al-Baqarah serat Al-Imran akan mengetuainya.”


Tujuan Utama Surat Al-Baqarah
Tujuan utama dari surah Al-Baqarah adalah tentang Kekhalifahan manusia diatas bumi. Maksudnya bahwa Allah telah memberikan amanat dan tugas kepada manusia untuk mengelola bumi ini sesuai dengan tuntunan yang Allah berikan kepada mereka.
Didalam surat itu dijelaskan beberapa contoh dari mereka yang berhasil menjalanka tugasnya sebagai khalifah, dan mereka yang gagal.

Pertama: adalah merupakan pendahuluan yang menerangkan tentang 3 macam bentuk manusia:
a. Al-Mutaqeen (orang yang bertaqwa) (5 ayat)
b. Al-Kafireen (orang-orang kafir) (2 ayat)
c. Al-Munafiqeen (orang-orang munafiq) (13 ayat)

Kedua: adalah tentang percobaan Adam AS sebagai khalifah

Ketiga: adalah tentang kegagalan Bani Israil sebagai khalifah

Keempat: adalah tentang kesuksesan Nabi Ibrahim AS sebagai khalifah.

Adam AS Sebagai Khalifah
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (2:30)

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!". (2:31)
‘Al-Asmaa’ (Nama-nama) maksudnya juga ilmu, sains, teknologi, penemuan-penemuan dsb. Ini menunjukan bahwa seorang khalifah tidak mungkin dapat menjalankan tugasnya dengan sempurna tanpa mempunyai ilmu dan teknologi. Oleh karena itu Islam bukan hanya mengajarkan ritual ibadah saja, tapi juga mengajarkan bagaimana untuk mengelola bumi dan alam ini.

Diantara Penyebab Kegagalan Khalifah adalah Dosa

Menurut ayat no 36 diantara penyebab kegagalan sebagai khalifah adalah dosa.
Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(2:36)

Percobaan Bani Israil sebagai Khalifah

Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). (2:40)
Kata pertama dalam ayat diatas adalah ‘Ingatlah akan ni’mat-ni’mat Allah. Maksudnya bahwa agar supaya sukses menjadi khalifah pertama yang harus selalu diingat adalah ni’mat Allah SWT.

Nikmat-nikmat Allah Terhadap Bani Israil

Lalu Allah menyebutkan dianatara ni’mat-nimat yang diberikan kepada mereka, yang antara lain:
“Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Firaun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. (2:49)
“Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan..(2:50)
Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (2:57)

Bani Israil adalah bangsa yang matrialis

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang", karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. (2:55)
Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur“ (2:56)
Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.. (2:61)

Kenapa surat in disebut surat Al-Baqarah?

Jawabanya adalah karena kisah ‘Al-baqarah’ atau sapi ini telah memperlihatkan inti dari semua kesalahan-kesalahan Bani Israil. Jadi merupakan peringatan bagi ummat Muhammad SAW agar jangan sampai berbuat seperti mereka. Dari ayat 67 - 73

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina". Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil". (2:67)

Mereka menjawab: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu". (2:68)

Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya" (2:69)
Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)." (2:70)
Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." Mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.(2:71)
Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. (2:72)
“Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayit itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!" Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti(2:73)

Apa Inti Kesalahan-kesalahan Bani Israil?

1. Kematrialistikan yang luar biasa. Mereka hanya percaya kepada yang bersifat materi.
2. Suka berdebat yang tidak ada manfaatnya
3. Tidak ta’at kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya
4. Selalu berusaha untuk mencari ‘hilah’ (mencari alasan untuk tidak melaksanakan perintah Allah SWT.

Ayat pertama yang ditujukan kepada orang-orang mu’min
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): "Raa`ina", tetapi katakanlah: "Unzhurna", dan "dengarlah". Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih.. (2: 104)

Larangan Untuk Ikut-ikutan
Allah meperingatkan orang-orang mu’min akan bahanya mengikuti tingkah laku orang-orang Bani Israil. Diantaranya adalah dalam menggunakan istilah. Misalanya mereka suka berkata kepadaa Nabi (S) :“Ra’ina” . Dimana kata-kata in bisa mempunyai arti yang berbeda-beda. Bisa artinya: “gembelakanlah kami, atau bimbinglah kami”. Bisa juga artinya “Ru’iya-na” yang bararti tukang gembala kambing”. Dan bisa juga dalam arti Ra’unah, yaitu ‘yang tidak baik peranginya’. Jadi artinya: “Hai orang-orang bodoh tunggu sebentar.” Oleh karena itu hendakalah kamu pilih kata-kata (istilah) yang artinya tidak bisa diputar-putar kepada maksud buruk. Kata itu adalah ‘Unzurna’, artinya ‘pandanglah kami, tiliklah kami.’ Pandgan matapun boleh, pandangan hatipun boleh, namun kami tidak lepas dari bimbingan engkau.

Taqlid
Diantara penyakit yang menimpa ummat Islam sekarang ini adalah kesukaan untuk meniru-meniru (taglid) atau mengguanakan istilah-istilah yang datang dari orang lain, dan merasa bangga dengan istilah itu.
Ayat-ayat berikutnya adalah merupakan peringatan akan bahanya meniru-niru orang lain.

Percobaan Kekhilafahan Ibrahim (AS)

Nabi Ibrahim (AS) adalah merupakan contoh dari khalifah yang berhasil, Allah berfirman:
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim". (2:124)
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud".. (2:125)

Bagian/Juz kedua dari Surat Al-Baqarah
Juz kedua dari surat in berisikan umumnya tentang:
a. perintah-perintah dan
b. larangan-larangan
Setiap perintah atau larangan umumnya diakhiri dengan kata-kata ‘Taqwa’ . Jadi seolah-olah untuk dapat melaksanakan perintah-perintah tsb, dan untuk mencegah larangan-larangan memerlkan taqwa.

Perintah pertama tentang Perubahan Qibalah dalam Shalat
Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitulmakdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (2:142-143)

Ujian

Perubahan qiblat ini sebetulnya adalah merupakan ujian pertama bagi seorang khalifah,dan agar supaya dia mempunyai identitas tesendiri, dan tidak ikut-ikutan atau meniru-niru. Orang-orang yang suka meniru-meniru biasanya adalah orang-orang yang lemah yang tidak mempunyai identitas.
Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui. (2:158)
Ayat diatas turun karena para shahabat merasa enggan atau berat untuk melakukan sa’i antara Sofa dan Marwa, karena takut termasuk meniru-niru orang kafir Quraish. Maka ayat diatas datang untuk menerangkan bahwa tidak semua yang datang dari orang lain itu buruk, seperti sa’yi. Disamping itu maskipun sa’yi itu sudah menjadi teradisi orang kafir Quraish, namun asal muasalnya adalah datang dari siti Hajar ketika mencari air untuk anaknya Ismail.
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (2:177)
Ayat diatas sebetulanya merupakan kesimpulan dari semua ajaran Agama Islam: Aqidah, Shair’ah, Akhlaq. Dalam waktu yang sama ayat diatas menegaskan akan pentingnya mengambil Islam secara syamil (keseluruhan), bukan sebagian-sebagian. Atau mengambil yang disenanginya saja.

Perintah dan Larangan

Oleh karena itu ayat-ayat berikut penuh dengan perintah-perintah dan larangan-larangan, dan ajaran-ajaran pokok tentang
a. Hukum sipil dan pidana
b. Hukum waris
c. Hukum ibadah puasa dan haji
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barang siapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (178)

Dan dalam kisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (179)

Jihad / Qital
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (190)
Jadi peperangan atau menggunakan kekerasan dalam Islam hanya dibolehkan untuk membela agama atau jiwa.”

Infaq
Oleh karena jihad fisabililllah tidak mungkin tanpa ada jihad dengan harta maka turunlah ayat 195.
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik..” (195)

Stelah itu turun ayat yang berkenaan dengan hukum-hukum haji (196-202). Karena haji sebetulnya merupakan percobaan sebelum masuk kemedan jihad, karena haji sendiri juga merupkan jihad; jihad harta, jihad fisik, jihad melawan shaitan dan hawa nafsu.

Perintah Untuk Masuk Islam Secara Menyeluruh
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.. (2:208)
Diantara kesalahan dan penyebab kegagalan Bani Israil adalah mengambil ajaran-ajaran para Nabi-nabi mereka secara sebahagian saja, dan menolak sebahagian yang lain. (2:86)

Keluarga
Ayat-ayat berikutnya (mulai ayat 221) berbicara segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga, seperti nikah, cerai, nafaqah, maskawin, hak-hak istri dan suami, menyusui, dsb.

Kisah Raja Jalut dan Talut

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (2:243)
Kisah ini menunjukan bahwa salah satu sarana untuk menjaga Aqidah dan ajaran Islam adalah jihad fisabilillahl. Orang-orang penakut tidak pantas untuk menjadi khalifah yang membawa risalah.

Ayat Kursi 255
Ayat kursi adalah ayat yang paling indah dan kumplit dalam menggambarkan tentang sifat-sifat Allah SWT.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar (255)

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(256)

Tiga Kisah untuk Memperkuat Ayat Kursi
Dalam ayat-ayat berikut terdapat 3 kisah yang menguatkan atau membuktikan sifat-siafat Allah yang ada pada ayat kursi.
1. Kisah Nabi Ibrahim dengan Raja Namrud (2:258)
2. Kisah Nabi Uzair (2:259)
3. Kisah Nabi Ibrahim dan Burung (2:260)

Systim Menurut Islam Tentag Ekonomi, Zakat, dan Perdagangan
Ayat-ayat berikutnya berbicara tentang masalah keuangan, infaq, ekonomi, riba, dsb. Dalam maslah Riba ayat-ayatnya sangat keras sekali: (2:275-279)

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

Diletakannya ayat riba diantara ayat-ayat infaq untuk menunjukan bahwa ketika syai’at Islam mengharamkan sesuatu, maka diberikannya altrnatif. Ketika diakatan usaha dengan riba itu haram, maka altenatifnya adalah usah dagang atau memberikan infaq.

Jadi setelah ayat-ayat dalam surat Al-Baqarah menyinggung hampir semua aspek kehidupan: Aqidah, ibadah, Akhlak, keluarga, Ekonomi, Muamalah, Sosial, Hutang Piautang, dll maka surat itu ditutup dengan kata-kata
"Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".(285).
Tidak seperti sikap Bani Israil: “Samina wa ‘asoina” (Kami dengar tapu kami tidak (mau) ta’at;” (2:93)
Do’a
Lalu dikhiri dengan do’a
(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".. 2:286

0 Response to "Tujuan dan Kandungan Surah Al-Baqarah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel