--> .

Makna dan Kandungan Surah Al-Alaa

Makna dan Kandungan Surah Al-Alaa

Makna Tafsir dan Kandungan Surah Al-Alaa - Pengertian Surah Al-Alaa adalah surat ke 87 dalam Al Qur'an. Surat ini tergolong surat makiyyah yang terdiri atas 19 ayat. Dinamakan Al A’laa yang artinya (Yang paling tinggi) diambil dari perkataan Al A’laa yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Muslim meriwayatkan dalam kitab Al Jumu'ah, dan diriwayatkan pula oleh Ashhaabus Sunan, dari Nu'man bin Basyir bahwa rasulullah S.A.W pada salat dua hari Raya (Fitri dan Adha) dan salat Jumat membaca surat Al A´laa pada rakaat pertama, dan surat Al Ghaasyiyah pada rakaat kedua.

Bacaan Surah Al-Alaa Arab Lengkap dengan Terjemahannya


سَبِّحِ ٱسۡمَ رَبِّكَ ٱلۡأَعۡلَى (١) ٱلَّذِى خَلَقَ فَسَوَّىٰ (٢) وَٱلَّذِى قَدَّرَ فَهَدَىٰ (٣) وَٱلَّذِىٓ أَخۡرَجَ 

ٱلۡمَرۡعَىٰ (٤) فَجَعَلَهُ ۥ غُثَآءً أَحۡوَىٰ (٥) سَنُقۡرِئُكَ فَلَا تَنسَىٰٓ (٦) إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ‌ۚ إِنَّهُ ۥ يَعۡلَمُ 

ٱلۡجَهۡرَ وَمَا يَخۡفَىٰ (٧) وَنُيَسِّرُكَ لِلۡيُسۡرَىٰ (٨) فَذَكِّرۡ إِن نَّفَعَتِ ٱلذِّكۡرَىٰ (٩) سَيَذَّكَّرُ مَن 

يَخۡشَىٰ (١٠) وَيَتَجَنَّبُہَا ٱلۡأَشۡقَى (١١) ٱلَّذِى يَصۡلَى ٱلنَّارَ ٱلۡكُبۡرَىٰ (١٢) ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيہَا وَلَا 

يَحۡيَىٰ (١٣) قَدۡ أَفۡلَحَ مَن تَزَكَّىٰ (١٤) وَذَكَرَ ٱسۡمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ (١٥) بَلۡ تُؤۡثِرُونَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا

١٦) وَٱلۡأَخِرَةُ خَيۡرٌ۬ وَأَبۡقَىٰٓ (١٧) إِنَّ هَـٰذَا لَفِى ٱلصُّحُفِ ٱلۡأُولَىٰ (١٨) صُحُفِ إِبۡرَٲهِيمَ)

(وَمُوسَىٰ (١٩

Arti Surah Al-Alaa

"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, (1) yang menciptakan dan menyempurnakan [penciptaan-Nya], (2) dan yang menentukan kadar [masing-masing] dan memberi petunjuk, (3) dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, (4) lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman. (5) Kami akan membacakan [Al Qur’an] kepadamu [Muhammad] maka kamu tidak akan lupa, (6) kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. (7) Dan Kami akan memberi kamu taufiq kepada jalan yang mudah [2], (8) oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfa’at, (9) orang yang takut [kepada Allah] akan mendapat pelajaran, (10) orang-orang yang celaka [kafir] akan menjauhinya. (11) [Yaitu] orang yang akan memasuki api yang besar [neraka]. (12) Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak [pula] hidup. (13) Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri [dengan beriman], (14) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. (15) Tetapi kamu [orang-orang kafir] memilih kehidupan duniawi. (16) Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (17) Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (18) [yaitu] Kitab-kitab Ibrahim dan Musa. (19)"

Pokok-Pokok Kandungan dan Isi Surah Al-Alaa

  1. Sanjunglah julukan Tuhanmu yang luhur,
  2. Yang Menciptakan dan Yang Membentuk,
  3. dan Yang Memperhitungkan dan Yang Membimbing,
  4. dan Yang Menumbuhkan rerumputan,
  5. lalu Dia yang Menjadikan itu layu.
  6. Kami akan menjelaskan padamu (Muhammad) supaya kamu tidak akan lupa,
  7. kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sesungguhnya Dia mengetahui yang tampak dan yang tersembunyi.
  8. dan Kami akan memudahkanmu melalui hal sederhana,
  9. maka peringatkanlah sebab peringatan itu bermanfaat,
  10. akan tersadar, orang yang berhati-hati,
  11. akan menghindar, orang yang celaka.
  12. orang yang akan memasuki Neraka yang dahsyat.
  13. Kemudian dia tidak akan mati disana dan tidak hidup.
  14. Berbahagialah orang yang memurnikan diri,
  15. dan dia teringat nama Tuhannya, lalu dia beribadah.
  16. Akan tetapi, kalian cenderung terhadap kehidupan duniawi.
  17. Sementara kehidupan akhirat adalah yang terbaik dan selamanya.
  18. Sesungguhnya yang demikian terdapat dalam kitab-kitab terdahulu,
  19. Kitab-kitab Ibrahim dan Musa


Makna dan Kandungan Surah Al-Alaa

1. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Tafsir Juz ‘Amma berkata, “Khithab (arah pembicaraan) di sini untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan khithab kepada Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam dalam Al Qur’anul Karim terbagi menjadi tiga bagian: (1) Adanya dalil bahwa khithab itu khusus tertuju kepada Beliau, sehingga menjadi khusus untuk Beliau, (2) Adanya dalil bahwa khithab itu umum sehingga menjadi umum, (3) Tidak adanya dalil terhadap ini (khusus untuk Beliau) dan itu (khusus untuk umatnya), maka hal ini menjadi khusus lafaznya saja (kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam), namun secara hukumnya buat umat juga.”

Syaikh As Sa’diy berkata, “Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan bertasbih kepada-Nya yang di dalamnya mengandung dzikr dan beribadah kepada-Nya, tunduk kepada keagungan-Nya dan merendahkan diri kepada kebesaran-Nya, dan hendaknya tasbih itu yang sesuai dengan keagungan Allah Ta’ala, yaitu dengan disebut nama-nama-Nya yang indah lagi tinggi di atas semua nama, dengan maknanya yang indah dan agung. Demikian pula dengan disebut perbuatan-Nya yang di antaranya adalah Dia menciptakan semua makhluk lalu menyempurnakannya, yakni merapihkan dan memperbagus ciptaan-Nya.”

2. Yakni sucikanlah Tuhanmu dari segala yang tidak layak bagi-Nya.

3. Dr. Abdurrahman Al Khumais dalam Anwaarul Hilaalain fit Ta’aqqubaat ‘alal Jalaalain berkata, “Al A’laa adalah salah satu nama Allah yang di dalamnya menetapkan sifat ketinggian bagi Allah Ta’ala; yang maknanya adalah Yang Paling Tinggi di atas segala sesuatu. Ia adalah Af’al tafdhil (bentuk kata yang menunjukkan paling) yang menunjukkan ketinggian Allah Ta’ala dengan semua makna ketinggian. Oleh karena itu, Dia paling tinggi kedudukannya, paling tinggi berkuasa, paling tinggi zat-Nya di atas segala sesuatu. Disebutkan nama-Nya Al A’laa di sini adalah untuk menerangkan keberhakan-Nya disucikan, yakni disucikan dari semua kekurangan.”

4. Sehingga menjadi sesuai dan seimbang anggota tubuhnya.

5. Hidayah atau petunjuk ini adalah petunjuk yang umum, yaitu bahwa Dia menunjukkan kepada semua makhluk hal yang bermaslahat bagi mereka.

6. Dia menurunkan dari langit air untuk menumbuhkan berbagai macam tumbuhan dan rerumputan yang banyak, sehingga manusia dan hewan dapat memakannya.

7. Setelah menghijau.

8. Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan beberapa kenikmatan dunia, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan asal dan sumber kenikmatan, yaitu Al Qur’an.

9. Yakni Kami akan menjaga wahyu yang Kami wahyukan kepadamu dan menyimpannya dalam hatimu sehingga engkau tidak akan lupa sedikit pun darinya. Ini merupakan kabar gembira yang besar dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada hamba dan Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan mengajarkan ilmu kepadanya yang tidak akan Beliau lupakan.

10. Dengan membuatmu melupakannya dengan dinaskh (dihapus) baik bacaan maupun hukumnya karena hikmah-Nya yang dalam.

11. Disebutkan dalam tafsir Al Jalaalain, “Sebelumnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengeraskan suaranya bersamaan suara Jibril karena takut lupa, seakan-akan dikatakan kepada Beliau, “Janganlah engkau terburu-buru dengannya, karena engkau tidak akan lupa. Oleh karena itu, jangan membebani dirimu dengan mengeraskan suara, karena sungguh, Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.”

12. Baik ucapan maupun perbuatan.

13. Yaitu syariat Islam yang merupakan syariat yang paling mudah bagi manusia dan membawa mereka kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Syaikh As Sa’diy berkata, “Ini juga merupakan kabar gembira yang besar, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan memudahkan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kemudahan dalam semua urusannya, dan Dia menjadikan syariat dan agama-Nya mudah.”

14. Dengan syariat Allah dan ayat-ayat-Nya.

15. Bisa juga diartikan, “Jika peringatan itu bermanfaat.” Dengan demikian, jika tampaknya tidak bermanfaat, maka tidak perlu memberikan peringatan, terlebih apabila peringatan itu malah membuatnya bertambah melakukan keburukan. Sebagian ulama berkata, “Jika diperkirakan peringatan itu bermanfaat, maka wajib memberi peringatan. Tetapi, jika diperkirakan peringatan itu tidak bermanfaat, maka ia diberi pilihan; jika ia mau; ia memberi peringatan dan jika tidak, maka ia tidak memberi peringatan.” Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Tafsir Juz ‘Amma berkata, “Akan tetapi, bagaimana pun juga kita katakan, “Harus memberi peringatan, meskipun anda mengira bahwa peringatan itu tidak bermanfaat, karena kelak akan bermanfaat bagimu, dan kelak manusia akan mengetahui bahwa sesuatu yang engkau peringatkan, bisa wajib atau haram, dan jika engkau mendiamkan manusia, sedangkan mereka mengerjakan yang haram, maka nanti orang-orang akan berkata, “Kalau hal ini memang haram, tentu ulama akan memperingatkannya,” atau, “Kalau hal ini wajib tentu ulama akan mengingatkannya.” Oleh karena itu, harus diberi peringatan dan syariat harus disebarluaskan baik bermanfaat (bagi yang mereka) atau tidak.”

16. Setelah diberikan peringatan, maka manusia terbagi menjadi dua; orang yang mau menerima peringatan itu dan orang yang tidak menerima. Orang yang menerima peringatan itu adalah orang yang takut kepada Allah, karena takut kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan mengetahui bahwa Dia akan memberikan balasan terhadap amalnya membuat seorang hamba berhenti melakukan maksiat dan berusaha menjalankan kebaikan. Sedangkan orang yang tidak menerima peringatan itu adalah orang yang celaka seperti halnya orang kafir sebagaimana diterangkan pada ayat selanjutnya.

17. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,
“Maka berilah peringatan dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku.” (Qaaf: 45)

18. Sehingga dapat beristirahat. Sampai-sampai mereka berharap agar dimatikan saja, namun harapan mereka tidak diberikan.

19. Dengan nikmat.

20. Dari syirk, kezaliman dan akhlak yang buruk.

21. Yang kenikmatannya sementara dan tidak sempurna. Dengan demikian, cinta dunia merupakan sumber setiap keburukan.

22. Yaitu surga.

23. Yakni beruntungnya orang-orang yang menyucikan dirinya dan bahwa akhirat itu lebih baik daripada dunia, atau yang disebutkan dalam surah yang penuh berkah ini berupa perintah-perintah dan berita-berita yang baik.

24. Dengan demikian, perintah-perintah ini ada dalam setiap syariat karena bermaslahat di dunia dan akhirat, di setiap waktu dan setiap tempat

0 Response to "Makna dan Kandungan Surah Al-Alaa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel