--> .

Hikmah Keguguran Kandungan dalam Islam

Hikmah Keguguran Kandungan dalam Islam

Hikmah di Balik Keguguran Kandungan Dalam Islam - Keguguran adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.
Dalam ilmu kedokteran, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi:

Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.
Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di dalamnya adalah:
Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, kadang-kadang dilakukan sesudah pemerkosaan.
Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran" biasanya digunakan untuk spontaneous abortion, sementara "aborsi" digunakan untuk induced abortion.

Bagi seorang ibu keguguran kandungan merupakan cobaan yang sangat berat, karena seorang ibu telah merawat janin tapi malah keguguran namun di balik itu semua terdapat hikmah yang sangat penting karena keguguran bisa membawa seorang ibu ke surga. TAPI bukan keguguran yang di sengaja seperti aborsi karna takut tidak bisa memberi makan anaknya kemudian sang ibu menggugurkan kandungannya. Yang seperti ini bukannya masuk surga malainkan masuk neraka.

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S. Al Anfal: 27)
Sahabat pernah mengalami kehilangan anak? Baik keguguran maupun anak meninggal dunia sebelum usia baligh? Tak perlu bersedih hati, sesungguhnya Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam pun pernah mengalami kehilangan buah hatinya.

Dalam sejarah islam pun istri Nabi Muhammad SAW pernah mengalami keguguran kandungan pada saat Rasulullah dikaruniai tujuh orang anak, enam hasil pernikahan dengan Khadijah binti Khuwailid. Mereka ialah Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kultsum. Semua anak lelaki Rasulullah SAW meninggal sewaktu kecil. Bisa dibayangkan betapa luar biasanya Rasulullah menghadapi takdir dari Allah tersebut?

Ketika Rasulullah dianugerahi keturunan dari istrinya yang lain, yakni Maria Al Qibthiyah, anak lelaki tersebut diberi nama Ibrahim. Namun usia Ibrahim pun tidak lama, ia wafat pada tahun 10 H saat berusia 17 atau 18 bulan. Rasulullah sangat bersedih dengan kepergian putra kecilnya yang menjadi penyejuk hatinya ini. Ketika Ibrahim wafat, Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya mata ini menitikkan air mata dan hati ini bersedih, namun kami tidak mengatakan sesuatu yang tidak diridhai Rab kami. Sesungguhnya kami bersedih dengan kepergianmu wahai Ibrahim.” (HR. Bukhari).

Hikmah Kematian Anak Sebelum Baligh atau Keguguran :

1. Anak tersebut langsung masuk ke dalam surga tanpa hisab

“Tiap-tiap anak orang Islam yang mati sebelum baligh akan dimasukkan ke dalam syurga dengan rahmat Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Anak-anak tersebut akan mengantarkan orangtuanya untuk masuk pula ke dalam surga

Menurut Hadits Qudsi: Allah SWT berfirman pada harui kiamat kepada anak-anak:
"Masuklah kalian ke dalam surga!"
Anak-anak itu berkata: "Ya Rabbi (kami menunggu) hingga ayah ibu kami
masuk."
Lalu mereka mendekati pintu syurga! tapi tidak mau masuk ke dalamnya. Allah
berfirman lagi: "Mengapa, Aku lihat mereka enggan masuk? Masuklah kalian
kedalam surga!"
Mereka menjawab: "Tetapi (bagaimana) orang tua kami?" Allah pun berfirman:
"Masuklah kalian ke dalam syurga bersama orang tua kalian."
(Hadits Qudsi Riwayat Ahmad dari Syurahbil bin Syua'ah yang bersumber dari
sahabat Nabi SAW
)

Diriwayatkan dari Anas ra:
”Rasulullah saw bersabda, tidaklah seorang muslim kematian tiga anaknya yang belum baligh, kecuali, Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga berkat kasih sayang-Nya kepada anak-anaknya tersebut, ”(HR Bukhori muslim).

3. Allah tidak pernah membebani sesuatu di luar kadar kesanggupan hamba-Nya

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari (kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), `Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau khilaf.'"

4. Allah akan memberi ganti yang lebih baik lagi, jika orangtuanya bersabar

Sudah pernah mendengar kisah meninggalnya anak Ummu Sulaim? Berikut kisahnya:

Diceritakan bahwa anak Thalhah merintih sakit, sedangkan Abu Thalhah keluar rumah. Kemudian anak itu meninggal dunia. Ketika Abu Thalhah pulang, ia bertanya, “Bagaimana keadaan anakku?”

Ummu Sulaim –ibu anak itu- menjawab, “Ia tenang seperti sedia kala (yang dimaksud adalah meninggal, sedangkan Abu Thalhah mengira bahwa anaknya itu dalam keadaan sehat).”

Kemudian Ummu Sulaim menyediakan makan malam untuk Abu Thalhah. Setelah itu ia berhias diri, lebih cantik daripada biasanya, hingga Abu Thalhah menggaulinya.

Setelah ia melihat bahwa suaminya sudah melepaskan rindunya dan merasa puas, Ummu Sulaim berkata kepada suaminya, “Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu, jika suatu kaum meminjamkan suatu pinjaman, apakah yang meminjam itu berhak menolak mereka jika memintanya kembali?”

Abu Thalhah menjawab, “Tentu saja tidak!” Kemudian Ummu Sulaim berkata, “Demikian pula dengan anakmu. Anakmu telah meninggal, maka mintalah pahala dari Allah.”

Abu Thalhah berkata sambil marah, “Engkau telah membiarkan aku, hingga setelah aku berjunub karena bergaul denganmu, engkau beritahukan tentang anakku.” Kemudian ia pergi mendatangi Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam untuk memberitahukan apa yang terjadi.

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam membenarkan apa yang telah dikerjakan oleh Ummu Sulaim, lalu bersabda: “Semoga Allah memberkahi malam kalian berdua.”

Kemudian Ummu Sulaim melahirkan seorang anak yang diberi nama Abdullah oleh Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam dan salah seorang di antara kaum Anshar berkata, “Kemudian aku melihat tujuh orang anak, semuanya pandai membaca Al Quran, yakni anak-anak dari Abdullah. Semua itu, tidak lain karena dikabulkannya doa Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam ketika beliau berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah berkah kepada mereka berdua.’

0 Response to "Hikmah Keguguran Kandungan dalam Islam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel